Menemukan diri(cogito)
.Ada satu buku di kamar
saya,berjudul Menjadi jenius seperti Leonardo Da Vinci.Dalam buku
tersebut,Michael J.Gelb(motifator dunia) si pengarang buku,mengawalinya dengan
kata pengantar sangat menarik begini; Meskipun sulit untuk tidak
melebih-lebihkan kecemerlngan leonado Da vinci,riset ilmiah baru-baru ini
mengungkapkan bahwa kemungkinan besar kita kurang menghargai kemampuan kita
sendiri.kita dianugerahi kemampuan tak terbatas dalam belajar dan berkreatifitas.Ia
kemudian menutup dengan manis diakhir pengantar tersebut dengan percaya diri
dan semangat;Jenius itu diciptakan bukan dilahirkan.Memang benarlah
bahwa kita hidup dan berinteraksi di tengah masyarakat dengan konsekuensi
logis,kita terikat dan tidak mengambang bebas seperti burung.Sekalipun
demikian,sikap tubuh dan ekspresi emosi dibentuk di sana, kita masi punya satu
titik terang bahwa semua itu muncul karena kesepahaman bersama.Dan itu
ditempatkan dalam jangakuan lingkungan sosial yang boleh berevolusi
wujud,gatranya,citranya.Kalau tidak ada segelintir orang berani seperti Galileo Di Bonaiuti Vincenzo de 'Galilei,mungkin
kita masih terkubur dalam kekakuan pengetahuan dan doktrin.Sekitar tahun 1609 Galileo menyatakan
kepercayaannya bahwa Copernicus dan leluhurnya Aristachrus berada
di pihak yang benar, tetapi waktu itu dia tidak tahu cara membuktikannya. Di
tahun 1609, Galileo dengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di Negeri
Belanda. Meskipun Galileo hanya mendengar samar-samar saja mengenai peralatan
itu, tetapi berkat kegeniusannya dia mampu menciptakan sendiri teleskop. Dengan
alat baru ini dia mengalihkan perhatiannya ke langit dan hanya dalam setahun
dia sudah berhasil membikin serentetan penemuan besar.Generasi berikutnya amat beralasan mengagumi
Gahleo sebagai lambang pemberontak terhadap dogma dan terhadap kekuasaan
otoriter yang mencoba membelenggu kemerdekaan berfikir. Arti pentingnya yang
lebih menonjol lagi adalah peranan yang dimainkannya dalam hal meletakkan
dasar-dasar metode ilmu pengetahuan modern.
Berhenti sejenaki!Angkat
mata anda dari teks ini,letakkan di benak anda !
….Lalu apa gunanya kita
sebagai makluk pencipta "teks" bersandar padanya tanpa kesadaran
sepenuhnya bahwa kita telah diberikan karunia tak terhingga itu (serupa
dengan_Nya) diatas segalah wacana teks?.Kalau tidak ada penghargaan akan potensi
diri yang sangat berbeda setiap DNA dalam lingkungan sosial bagaimana ilmu
pengetahuan bisa terus relevan dengan realita?Hidup dalam masyarakat terstruktur,tersistem,dengan
konsekuensi dicap merusak tatanan tersebut.Tapi! Bukankah sekarang sudah lewat?sesuatu
sudah dikoreksi.Para Postrukturalis mengoreksi,dimana struktur tidak lagi tanpa
celah,segala sesuatu dicampuradukan,yang lama diambil baiknya yang baru dilihat
mana yang relevan dan tidak.Diri harus ditemukan kembali dan dibentuk sesuai
dengan dorongan libido( sex) yang tak akan menipu.Keinginan sendiri bersifat
revolusioner masyarakat berusaha menghalangi,mengontrol dan menekannya.Yang
dikatakan Gilles Deleuze(filsuf) dan Felix Guattari(psikoanalisis)
"mengodekan keinginan adalah usaha masyarakat".Ini sama dengan
pengembara sejati,ialah para Nomad yang terus berpetualang dengan jari yang
menunjuk dahinya,mencobah hidup tanpa dihalangi peraturan dan kode
dominasi.Lupakanlah untuk sementara waktu,wacana "teks",kelas,dan
masyarakat bila perlu.Berdirilah di luar lingkaran dominasi
mereka.Lihatlah.betapa banyak yang harus diperbuat.Itu sesungguhnya nasehat
yang diwariskan sebangian besar jenius untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar