Minggu, 24 Februari 2013

renungan part II


Belajar dari Michelangelo (6 Maret 1475 – 18 Februari 1564)

Ketika ditugasi oleh Kardinal Riori untuk menghiasi langit-langit kapel sixtine dengan lukisan ,Michelangelo menemukan kesulitan terbesar dalam dirinya.Bagaimanapun,ia menyadari bahwa ia tidak memiliki keahlian khusus tentang melukis.Apalagi ia diharuskan melukis dengan teknik fresco yang sangat sulit.(fresco adalah teknik melukis cepat pada plesteran basah di dinding yang berkembang pada zaman pencerahan).Memang dulu ketika berusia 16 tahun ia pernah sebagi magang di bengkel ludivio, diajari mencampur bahan lukisan dan dasar-dasar melukis.Tapi itu puluhan tahun lalu.Ia tak pernah menyentuh kuas lagi.Mungkin ini monolog yang tidak sepenuhnya terjadi "Aku bukan pelukis,melukis adalah pekerjaan orang tua seperti Leonardo" Katanya.Aku seorang pematung!! Memang itu benarlah,sebab sebagian besar hidupnya ia habiskan untuk Daud,Musa,Pieta dan kawan-kawan itu.Dan keluarganya sendiri mengklaim berdarah bangsawan.Pelukis adalah profesi rakyat biasa,jelata. Bapaknya menghancurkan gambar-gambarnya semasa remaja.Dan kekakuan ini memperlambat perkembangannya, walaupun ia memiliki bakat luar biasa.Ia menerima tawaran tersebut.Namun ia sadar reputasinya sebagai pematung berkelas setara Da Vinci dipertaruhkan.Jika gagal itu,berakhir sudah kariernya.Masih ada hambatan juga, saingannya Leonardo sering datang mengejek dengan muka propose kepada uskup Roma menawarkan murid kesayangannya Raphael untuk menggantikan poisisinya.Jika saja Jiwa ketidakpuasan dan tekad memecah kelaziman tidak membebaskannya dari kerendehan diri,mungkin ia lari lagi untuk kedua kalinya.Ia mengambil tugas itu,walaupun ia sempat melarikan diri dari kota Florence karena menolak tugas keduanya itu. Kita tahu bahwa lukisan sebelum era reneissance dihiasi tokoh-tokoh perjanjian lama.Michelangelo sedikit berbeda,Ia memakai tokoh-tokoh perjanjian baru sebagai figur dengan keindahan otot yang luar biasa patut dipamerkan di atas langit-langit kapela sixtine, yang kemudian menginspirasi Leonardo Da Vinci dalam The Last Suppernya.Dalam gaya melukis Fresco ia sedikit membebaskan firman Tuhan yang masih tersimpan dalam lembaran suci.Dan lukisan yang digulutinya selama tiga tahun itu akhirnya menempatkannya tidak hanya sebagi seniman mudah terkenal,terkaya semasanya,tetapi juga membebaskannya dari segala kontrol sosial yang tidak penting!

Banyak karya Michelangelo sangat terkenal namun terkadang disalah representasikan saya yang kini.Dunia arsitektur misalnya.Salah satu yang marak kini tumbuh di kawasan perkotaan adalah pusat bisnis,salah satunya plaza.
Sejarah mencerikan bahwa Konsep desain plaza bertujuan mengumpulknan,memusatkan perhatian pada satu titik sentral sebagi pengikat aktifitas. Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang sibuk dengan pelbagai akitifitas.

Memang menentang arus itu tidak mudah.banyak menuai kritikan.Namun itulah konskuwensi seorang pembebas,seorang yang amu merdeka dalam arti sesngguhnya.Orang olaragawan bilang begini "lebih baik kalah karena strategi kurang baik daripada kalah tanpa strategi sama sekali".Kalau sampai sejauh itu,kita sedang berada di titik terendah segitiga Freud,id dimana kita bukan lagi homo sapiens yang selalu ingin bersikap skeptis..Zaman yang disebut postmodern sekarang sedang berlangsung.Dan kita harus jelajahi sebagai sikap mau merubah kekaukan,kelaziman dan budaya universal modernisme(budaya copy-paste) dengan rendah hati.Tentu! dengan menyiapkan diri,mengembangkan kemampuan terbaik.Menghargai perbedaan pendapat.Tidak dalam rapat lagi.Budaya gotong-royong yang sesungguhnya(tanpa pamri)  sudah punah (orang lebih dikondisikan untuk menerima upah)Tidak usah dicemaskan.Saatnya bekerja atas kesadaran sendiri.Kita berhak membebaskan imajinasi(emosi) dari superioritas rasio, itu etos  postmodernisme.Memang disadari manusia(kita) hidup dalam masyarakat dan tidak di alam bebas.Lagi-lagi pasti menuai kritikan.Belajarlah kita dari para pembebas.Sebut salah seorang filsuf Derridda,filsuf Prancis berdara Aljazair, adalah perombak kelaziman,salah satu toko post -trukturalis yang terkenal jago memporak-porandakan "teks".Ia mengembangkan ide untuk mempelajari sastra sebagai filsafat,membuka wawasan filsafat dan mempermasalahkan banyak asumsi umum.Ia toh mendapa kritikan.Teori terkenal,difference,deconstruction.Di universitas ia dipilih secara aklamasi,Derrida pernah mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge.Walaupun hanya seremonial ia toh mndapat suara penolakan.Pada kenyataan-nya banyak profesor di sana yang menolak, salah satunya adalah W.V.Quine. Alasannya, karya-karya Derrida dianggap sebagai karya ajaran yang absurd, yang menolak pembedaan antara kenyataan dan fiksi. Pun, banyak kalangan yang menilai bahwa sebenarnya Derrida tidak berfilsafat, melainkan hanya bermain-main dengan filsafat.Tapi,kenyataan manis teorinya kini, tak dapat disangkal saya dan anda sedang memakainya.Jauh merembah dari filsafat ke disiplin lain.
Tapi itu-ambil manfaat positif- menyempurnakan.Sebab seungguhnya para maestro,pencipta sedang berjuang untuk itu dahulu.Kita harus percaya Yan kuran itu lleebbiihh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar