Kamis, 28 Februari 2013

Tanpa Sepatu di Banding Tanpa Kaki

saya menangis karena tak punya SEPATU,
sampai saya melihat
orang itu tak PUNYA KAKI...
SAYA menangis lagi & lagi.....

NaMuN IA tidak,,,bersedih....
KAtaNya " saya Orang tak memiliki KAKi.....
tapi saya BAhaGIa Melihat ORAng berkaki 
meNgenakan SEPATU INDAH yang saya RANCANG..... 
"TRimakasIh "

ujar si kakI puntung ....
kepada setiap orang berkaki...

Senin, 25 Februari 2013

rumah adat tradisional suku sentani





  WOLOFOMAU



Rumah  adat suku sentani “wolofomau” wolofo berarti berhala dan mau artinya gerbang atau pintu maka wolofomau artinya gerbang berhala , berhala penghuni rumah adat / berhala itu bernama “khombo” di wolofomau inilah berarti bumi. Suku sentani juga memiliki beberapa nama rumah adat khoselo , khotelo.dan wolofomau
Pada umumnya unsure unsur budaya dan tradisi masyarakat di papua memiliki kesamaan dan kemiripan, unsure unsure  dari arsitektur sentani di gunakan bentuk dasar segienam  dan betuk atap ( nilai arsitektural )
olofomau merupakan bangunan yang di sakralkan sebagai tempat upacara adat pertemuan dengan para tua tua adat. Khoselo dan khotelo adala rumah untuk ondoafi sebagai etmapat pertemuan.

Minggu, 24 Februari 2013

ABE - JAYAPURA

Dari Abe ke jayapura

Sepoi angin menyegarkan tubuhku dari panasnya sinar mentari di siang itu.Aku berteduh di emperan tokoh tidak jauh dari pusat perbelanjaan di kota Abepura.Mataku menyipit,keringat membanjiri sekujur tubuh.Sambil menyekah keringat kuawasih setiap kendaraan yang lalu lalang.Sementara jalan penuh sesak dipadati kendaraan yang saling berciuman.Nah ini dia! Ntrop…ntrop…trop!!!!Seru seorang bocah dengan sedikit melotot padaku.Hampir tidak jelas lavalnya.Yah siang ini rencanaku ke jayapura mengunjungi terminal Mesran.Aku harus ke terminal entrop lebih dulu kemudian mencari  angkutan tujuan jayapura kota.Tanpa buang waktu ku hampiri saja "taksi" itu-yah disini sudah populer dengan nama itu.walau sebenarnya "taksi" yang mau kutumpangi ini tergolong microlet karena digunakan untuk masstransit."Entrop Mas!!!Walau agak jengkel dibilang mas- dalam dialek jawa sapaan itu ditujukan untuk seorang lelaki yang lebih tua.Sementara aku dengan kulit hitam rambut keriting,papua tulen lagi,buru-buru disapa macam itu.Ini orang tidak punya mata kah?dalam hati jengkel juga.Memang ini jaman makin gila.Yang dikejar hanya kekayaan, moral semakin  hilang.Aku hanya mengangguk  sambil membuka pintu.Aku memilih tempat duduk disamping sopir yang tadi menyahutku.Kukeluarkan sebatang filter.Nah ini lebih baik."Berteman sebatang rokok .diam-diam nyala tak berbicara"Itu menyengkankan disaat polusi dimana-mana.Apa lagi jenis tadi,"polusi moral".Teringat aku salah satu lagunya Bung Tony Q
Beberapa orang sudah mengisih tempat dibelakangku.Aku beruntung bisa didepan.Ini lebih baik dari pada harus berdesak-desakkan di belakang."satu lagi….satu lagi!!!!Entrop….trop…trop!!!!Gaya bocah kecil kedewasaan menjalankan "profesi"Ia mungkin dua belas atau tiga belas tahun.Masih melekat seragam dinasnya.celana biru tua.Baju mungkin dalam tas itu.Kuamati dia.Kasihan.Siapa yang salah kalau sudah begini.Mari Pak Entrop!Seorang bapak separuh baya melangkah masuk kedalam taksi.Para penumpang semakin berimpitan.Ini lagi dampak "polusi jenis tadi".INi mas kalau tidak begini rugi kita mas.narek hanya enam kali itu sudah dari abe entrop pergi pulang.Dulu waktu masih sedikit taksi bisa dapat lebih.Skarang antrean semakin banyak.nungguhnya juga lama.harus stor ke bos pulaYah satu-satunya jalan taksi harus ful kayak gini.Tentu saja kutanyai dia ketika semua penumpang telah turun. Sang kondektur cilik setengah melompat sudah di dalam mobil sambil menutup pintuh.Jalaaaaaannn!!Taksi perlahan-lahan bergerak melaju.
Ruas jalan Raya sentani-Abepura masih ramai.Kira-kira setengah satu sekarang.Aku terdiam menikmati perjalanan.Disampingku seorang teman setengah tertidur.Rupanya bung sopir ini juga pandai menebak selerah .Disuguhinya lagu-lagu 80- puluan.Memang temanku yang satu ini fans berat sama angkatan itu.Jadi pas.Dia sudah pulas dalam lirik-lirik black brothers.Hari kiamat.Semua terdiam menikmati.Aku menikmati musik sambil mengamati bangunan-bangunan di sepanjang ruas jalan.Agak beda sekarang kota Abepura.Mol dimana-mana.Ruko tumbuh subur menjalar bag ipere-bahasa suku wamena untuk sejenis umbi-umbian- disepanjang ruas jalan tanpa kompromi.Saling berimpitan memperebutkan posisi strategis dalam tumpukan perumahan penduduk yang tidak teratur lagi.Yang pentingkan lahannya basah.Nanti kita bagi hasil.kata merekaPas sudah dengan lagu ini pikirku.Di tepih jalan simiskin menjerit,hidup menumpang dikecurangan…yang kaya tertawa berpesta pora seakan tak pedulikan lagi.Semakin mengganggu mata.Arsitektur amat jelek.Mereka Mau bawah kemana jati diri Kota ini.Pengungkapan diri yang keterlaluan.Ornamen sana-sini.Tanpa selaras dengan "jatih diri dan bahasa citra" yang dimaksudkan Romo mangunwijaya,Pr.dalam bukunya wastu citra.Saya bangga memiliki beliau.Atau juga yang kini.Pak Hanz Frietz.Sangat menggugah.Banyak koreksi berharga buat perkembangan arsitektur ndonesia.Kita tertinggal dari bangsa lain.Bolelah menjiplak namun harus dilandaskan atas pemahaman tentang konsep yang mendasari karya itu sendiri.Hak setiap Orang.Mau buat segila Lee Corbusier misalnya,Frank lyod wrigth,atau ando dan kawan-kawan itu masuk diakal.Mereka yang hebat tidak pernah lupa membaca buku.banyak dari kita melupakan itu.Monolog yang sungguh membuatku prihatin juga putus asa.
Nah ini salah satu contoh.Bangunan kecil yang hanya sebagai pos satpam ini sok sekali memakai topi kariwari khas seorang Ondoavi-kepala suku.Kekeliruan ini sudah menjalar dimana-mana.Ada lain lagi seperti nasih campur.Kepalanya memakai gaya ini,badannya itu,kakinya yang lain lagi.Cobah lihat saja di sepanjang jalan Abepura-sentani.Pertama.Arsitektur indonesia umumnya belakangan telah terjadi pergeseran nilai.Menurut Markus Zahnd,Ambiguitas dalam Arsitektur Indonesia berasal dari perkembangan sejarahnya.Sejak awal Zaman hunian di asia,termasuk indonesia,semua kriteria arsitektur berkembang dan besifat arkais-ritual.Kemudian pada zaman koloni,orang Belanda memperkenalkan arsitektur berdasarkan kriteria klasik-estetis Eropa yang berasal dari budaya Yunani kuno.Kemudia sejak awal abad-20 kriteria tersebut menjadi dominan di seluruh dunia.Dalam suatu gelombang besar modernisasi yang menentang nilai pencerahan.Modernisme sebagai gerakan meliputih kurun waktu dari kira-kira 1910 sampai pada pecahnya perang dunia II(kevin D'onnell,postmodernisme)dimana dunia dilihat secara teknologi matematis.Dampak dalam seni dan arsitektur menurut Kevin D'onnell,dunia seni menyaksikan kelahiran baru gerakan baru,kubisme,dadaisme,surealisme,dan futurisme.Tidak ada artis yang memotret realitas dengan meniru dan memotret.Jumlah gambar meledak.Orang mengabaikan aturan perspektif,dan warna yang digunakan dengan mengabaikan jenis dan pencahayaannya.Gerakan baru dalam arsitektur itu minimalis melucuti dekoratif sampai kedalam-dalamnya.

renungan part IV

Menemukan diri(cogito)

.Ada satu buku di kamar saya,berjudul Menjadi jenius seperti Leonardo Da Vinci.Dalam buku tersebut,Michael J.Gelb(motifator dunia) si pengarang buku,mengawalinya dengan kata pengantar sangat menarik begini; Meskipun sulit untuk tidak melebih-lebihkan kecemerlngan leonado Da vinci,riset ilmiah baru-baru ini mengungkapkan bahwa kemungkinan besar kita kurang menghargai kemampuan kita sendiri.kita dianugerahi kemampuan tak terbatas dalam belajar dan berkreatifitas.Ia kemudian menutup dengan manis diakhir pengantar tersebut dengan percaya diri dan semangat;Jenius itu diciptakan bukan dilahirkan.Memang benarlah bahwa kita hidup dan berinteraksi di tengah masyarakat dengan konsekuensi logis,kita terikat dan tidak mengambang bebas seperti burung.Sekalipun demikian,sikap tubuh dan ekspresi emosi dibentuk di sana, kita masi punya satu titik terang bahwa semua itu muncul karena kesepahaman bersama.Dan itu ditempatkan dalam jangakuan lingkungan sosial yang boleh berevolusi wujud,gatranya,citranya.Kalau tidak ada segelintir orang berani seperti Galileo Di Bonaiuti Vincenzo de 'Galilei,mungkin kita masih terkubur dalam kekakuan pengetahuan dan doktrin.Sekitar tahun 1609 Galileo menyatakan kepercayaannya bahwa Copernicus dan leluhurnya Aristachrus berada di pihak yang benar, tetapi waktu itu dia tidak tahu cara membuktikannya. Di tahun 1609, Galileo dengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di Negeri Belanda. Meskipun Galileo hanya mendengar samar-samar saja mengenai peralatan itu, tetapi berkat kegeniusannya dia mampu menciptakan sendiri teleskop. Dengan alat baru ini dia mengalihkan perhatiannya ke langit dan hanya dalam setahun dia sudah berhasil membikin serentetan penemuan besar.Generasi berikutnya amat beralasan mengagumi Gahleo sebagai lambang pemberontak terhadap dogma dan terhadap kekuasaan otoriter yang mencoba membelenggu kemerdekaan berfikir. Arti pentingnya yang lebih menonjol lagi adalah peranan yang dimainkannya dalam hal meletakkan dasar-dasar metode ilmu pengetahuan modern.
Berhenti sejenaki!Angkat mata anda dari teks ini,letakkan di benak anda !
….Lalu apa gunanya kita sebagai makluk pencipta "teks" bersandar padanya tanpa kesadaran sepenuhnya bahwa kita telah diberikan karunia tak terhingga itu (serupa dengan_Nya) diatas segalah wacana teks?.Kalau tidak ada penghargaan akan potensi diri yang sangat berbeda setiap DNA dalam lingkungan sosial bagaimana ilmu pengetahuan bisa terus relevan dengan realita?Hidup dalam  masyarakat terstruktur,tersistem,dengan konsekuensi dicap merusak tatanan tersebut.Tapi! Bukankah sekarang sudah lewat?sesuatu sudah dikoreksi.Para Postrukturalis mengoreksi,dimana struktur tidak lagi tanpa celah,segala sesuatu dicampuradukan,yang lama diambil baiknya yang baru dilihat mana yang relevan dan tidak.Diri harus ditemukan kembali dan dibentuk sesuai dengan dorongan libido( sex) yang tak akan menipu.Keinginan sendiri bersifat revolusioner masyarakat berusaha menghalangi,mengontrol dan menekannya.Yang dikatakan Gilles Deleuze(filsuf) dan Felix Guattari(psikoanalisis) "mengodekan keinginan adalah usaha masyarakat".Ini sama dengan pengembara sejati,ialah para Nomad yang terus berpetualang dengan jari yang menunjuk dahinya,mencobah hidup tanpa dihalangi peraturan dan kode dominasi.Lupakanlah untuk sementara waktu,wacana "teks",kelas,dan masyarakat bila perlu.Berdirilah di luar lingkaran dominasi mereka.Lihatlah.betapa banyak yang harus diperbuat.Itu sesungguhnya nasehat yang diwariskan sebangian besar jenius untuk kita.

renungan part III


imagination is more important than knowledge
"I am enough of an artist to draw freely upon my imagination. Imagination is more important than knowledge. Knowledge is limited. Imagination encircles the world". Albert Einstein (1879 - 1955)

Tulisan Albert Einstein yang menyemangati.Jiwa pemberontak yang acuh pada kemapanan, menegaskan bahwa ia lebih mencintai kreatifitas ketimbang ilmu pengetahuan.Banyak dari kita punya naluri semacam itu,mekanisme bela ego.Tanpa berburuk kata,pastilah ada terlintas dalam benak,mana yang utama;imajinasi atau pengetahuan?.Itu penting! Sebab dengan melakukan itu anda dan saya setidaknya sedang ingin menjadi pembebas.(Tapi,kita abaikan saja dulu).Einstein dengan ide-ide cemerlang yang menempatkannya dalm sepuluh besar jenius spanjang masa(Tony Buzan dan Raymond Keene,The Book of Genius) menyadarkan kita betapa penghargaan akan potensi diri itu penting.Bahwa potensi diri itu muncul sebagai imajinasi ,ketika ketidakpuasan memaksa kiat berandai-andai sebagai asumsi awal mencari kebenaran,ada apa?siapa aku?Bagaimana ini?dan lain,dan seterusnya,bukan awal pengetahuan.Dan mestinya setiap pribadi bertolak dari dasar yang"keras".Kekerasan yang dikondisikan oleh kontrol sosial.Kita tidak mau dicap "gila" itu masalah juga.Gambar seorang bayi sedang merangkak mendekati ular,dan bermain dengannya?Mana yang utama disitu?imajiani?pengetahuan?Kita hanya menduga.Tapi semestinya bawah sadar(id=bahasa Latin untuk "itu" dan istilah Freud untuk alam bawah sadar yang tak terkendali) kita sedang berbisik,jangan!!!Ketika orang telah dimasuki oleh budaya(lebih karena doktrin) baik dan buruk ketakutan semakin memaksa,membatasi keingintahuan."Yang melumpuhkan individu saya anggap kejahatan terburuk dari kapitalisme. Seluruh sistem pendidikan kita menderita dari kejahatan ini. Sikap kompetitif yang berlebihan adalah ditanamkan ke mahasiswa, yang dilatih untuk keberhasilan ibadah materi sebagai persiapan untuk karir masa depannya" Albert Einstein (1879 - 1955).Ritual yang sedang berlangsung disini budaya copy-paste.Segalah sesuatu hanya ceremonial belaka,dunia formalitas.Time is money ditafsir sebagai Time for money.Tak dapat disangkal sebagian besar kita dikondisikan untuk sebuah honorarium,penghargaan karena jasa sudah terpeleset jauh.Ini tidak sepenuhnya benar tapi menarik  disimak.Catatan yang ditulis sejarah oleh sebagian besar "pemikir modern"( menyebut demikian seturut pemikir pasca renaissance mengagumi pendahulunya sebagai pelopor "pemikiran  modern",sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi Abad Pertengahan) Meninggalkan jejak pergualatan mereka ketika tidak semerta percaya pada pengetahuan dan berjuang mematahkan keyakinan umum melalui sederetan penemuan.Mengajak kemudian saya dan anda yang ingin sepenuhnya bebas.Bebas dari sekat kelas yang membatasi kita dengan dunia luar yang cepat sekali berevolusi  meninggalkan teks.Catatan-catatan tadi, bagaimanapun,adalah bentuk ekspresi emosi ingin keluar dari tekanan pengetahuan.Itu hak menghibur diri.

renungan part II


Belajar dari Michelangelo (6 Maret 1475 – 18 Februari 1564)

Ketika ditugasi oleh Kardinal Riori untuk menghiasi langit-langit kapel sixtine dengan lukisan ,Michelangelo menemukan kesulitan terbesar dalam dirinya.Bagaimanapun,ia menyadari bahwa ia tidak memiliki keahlian khusus tentang melukis.Apalagi ia diharuskan melukis dengan teknik fresco yang sangat sulit.(fresco adalah teknik melukis cepat pada plesteran basah di dinding yang berkembang pada zaman pencerahan).Memang dulu ketika berusia 16 tahun ia pernah sebagi magang di bengkel ludivio, diajari mencampur bahan lukisan dan dasar-dasar melukis.Tapi itu puluhan tahun lalu.Ia tak pernah menyentuh kuas lagi.Mungkin ini monolog yang tidak sepenuhnya terjadi "Aku bukan pelukis,melukis adalah pekerjaan orang tua seperti Leonardo" Katanya.Aku seorang pematung!! Memang itu benarlah,sebab sebagian besar hidupnya ia habiskan untuk Daud,Musa,Pieta dan kawan-kawan itu.Dan keluarganya sendiri mengklaim berdarah bangsawan.Pelukis adalah profesi rakyat biasa,jelata. Bapaknya menghancurkan gambar-gambarnya semasa remaja.Dan kekakuan ini memperlambat perkembangannya, walaupun ia memiliki bakat luar biasa.Ia menerima tawaran tersebut.Namun ia sadar reputasinya sebagai pematung berkelas setara Da Vinci dipertaruhkan.Jika gagal itu,berakhir sudah kariernya.Masih ada hambatan juga, saingannya Leonardo sering datang mengejek dengan muka propose kepada uskup Roma menawarkan murid kesayangannya Raphael untuk menggantikan poisisinya.Jika saja Jiwa ketidakpuasan dan tekad memecah kelaziman tidak membebaskannya dari kerendehan diri,mungkin ia lari lagi untuk kedua kalinya.Ia mengambil tugas itu,walaupun ia sempat melarikan diri dari kota Florence karena menolak tugas keduanya itu. Kita tahu bahwa lukisan sebelum era reneissance dihiasi tokoh-tokoh perjanjian lama.Michelangelo sedikit berbeda,Ia memakai tokoh-tokoh perjanjian baru sebagai figur dengan keindahan otot yang luar biasa patut dipamerkan di atas langit-langit kapela sixtine, yang kemudian menginspirasi Leonardo Da Vinci dalam The Last Suppernya.Dalam gaya melukis Fresco ia sedikit membebaskan firman Tuhan yang masih tersimpan dalam lembaran suci.Dan lukisan yang digulutinya selama tiga tahun itu akhirnya menempatkannya tidak hanya sebagi seniman mudah terkenal,terkaya semasanya,tetapi juga membebaskannya dari segala kontrol sosial yang tidak penting!

Banyak karya Michelangelo sangat terkenal namun terkadang disalah representasikan saya yang kini.Dunia arsitektur misalnya.Salah satu yang marak kini tumbuh di kawasan perkotaan adalah pusat bisnis,salah satunya plaza.
Sejarah mencerikan bahwa Konsep desain plaza bertujuan mengumpulknan,memusatkan perhatian pada satu titik sentral sebagi pengikat aktifitas. Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang sibuk dengan pelbagai akitifitas.

Memang menentang arus itu tidak mudah.banyak menuai kritikan.Namun itulah konskuwensi seorang pembebas,seorang yang amu merdeka dalam arti sesngguhnya.Orang olaragawan bilang begini "lebih baik kalah karena strategi kurang baik daripada kalah tanpa strategi sama sekali".Kalau sampai sejauh itu,kita sedang berada di titik terendah segitiga Freud,id dimana kita bukan lagi homo sapiens yang selalu ingin bersikap skeptis..Zaman yang disebut postmodern sekarang sedang berlangsung.Dan kita harus jelajahi sebagai sikap mau merubah kekaukan,kelaziman dan budaya universal modernisme(budaya copy-paste) dengan rendah hati.Tentu! dengan menyiapkan diri,mengembangkan kemampuan terbaik.Menghargai perbedaan pendapat.Tidak dalam rapat lagi.Budaya gotong-royong yang sesungguhnya(tanpa pamri)  sudah punah (orang lebih dikondisikan untuk menerima upah)Tidak usah dicemaskan.Saatnya bekerja atas kesadaran sendiri.Kita berhak membebaskan imajinasi(emosi) dari superioritas rasio, itu etos  postmodernisme.Memang disadari manusia(kita) hidup dalam masyarakat dan tidak di alam bebas.Lagi-lagi pasti menuai kritikan.Belajarlah kita dari para pembebas.Sebut salah seorang filsuf Derridda,filsuf Prancis berdara Aljazair, adalah perombak kelaziman,salah satu toko post -trukturalis yang terkenal jago memporak-porandakan "teks".Ia mengembangkan ide untuk mempelajari sastra sebagai filsafat,membuka wawasan filsafat dan mempermasalahkan banyak asumsi umum.Ia toh mendapa kritikan.Teori terkenal,difference,deconstruction.Di universitas ia dipilih secara aklamasi,Derrida pernah mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge.Walaupun hanya seremonial ia toh mndapat suara penolakan.Pada kenyataan-nya banyak profesor di sana yang menolak, salah satunya adalah W.V.Quine. Alasannya, karya-karya Derrida dianggap sebagai karya ajaran yang absurd, yang menolak pembedaan antara kenyataan dan fiksi. Pun, banyak kalangan yang menilai bahwa sebenarnya Derrida tidak berfilsafat, melainkan hanya bermain-main dengan filsafat.Tapi,kenyataan manis teorinya kini, tak dapat disangkal saya dan anda sedang memakainya.Jauh merembah dari filsafat ke disiplin lain.
Tapi itu-ambil manfaat positif- menyempurnakan.Sebab seungguhnya para maestro,pencipta sedang berjuang untuk itu dahulu.Kita harus percaya Yan kuran itu lleebbiihh.